Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Valas

Nilai tukar mata uang asing mengacu pada rasio harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya. Hal ini mencerminkan kekuatan ekonomi serta penawaran dan permintaan pasar antar negara atau wilayah yang berbeda. Perubahan nilai tukar mata uang asing akan berdampak signifikan terhadap perdagangan internasional, investasi, pariwisata, pasar keuangan, dll. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang asing. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang asing dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut:

1. Fundamental Ekonomi

Faktor-faktor tersebut antara lain produk domestik bruto (PDB), tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiskal, neraca perdagangan, cadangan devisa, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut mencerminkan tingkat perkembangan ekonomi dan daya saing suatu negara atau wilayah. Secara umum, suatu negara atau wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, inflasi yang rendah, suku bunga yang tinggi, keuangan yang sehat, surplus perdagangan, dan cadangan devisa yang cukup akan membuat mata uangnya terapresiasi dibandingkan dengan mata uang lainnya; sebaliknya, mata uangnya akan terdepresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

Misalnya: Pada tahun 2020, akibat merebaknya epidemi virus corona baru, perekonomian global terkena dampak yang sangat parah, dan banyak negara menerapkan langkah-langkah blokade dan kebijakan stimulus, yang mengakibatkan menyusutnya kegiatan ekonomi dan meningkatnya tekanan inflasi. Dalam hal ini, dolar AS, sebagai mata uang cadangan global dan mata uang safe-haven, disukai oleh pasar dan terapresiasi dibandingkan mata uang lainnya. Beberapa negara yang mengandalkan ekspor dan pariwisata, seperti Australia, Selandia Baru, Thailand, dll., mengalami depresiasi mata uang mereka dibandingkan mata uang lainnya.

2. Faktor Politik dan Sosial

Faktor-faktor ini meliputi stabilitas politik, derajat supremasi hukum, jaminan sosial, perubahan opini publik, hubungan internasional, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut mencerminkan lingkungan politik dan sosial suatu negara atau wilayah. Secara umum, suatu negara atau wilayah dengan stabilitas politik dan sosial, supremasi hukum yang baik, keharmonisan sosial, dukungan publik, dan keramahan internasional akan mengalami apresiasi mata uangnya dibandingkan mata uang lainnya; sebaliknya, mata uangnya akan terdepresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

Misalnya: Pada tahun 2016, Inggris mengadakan referendum untuk meninggalkan Uni Eropa, dan hasilnya adalah mayoritas tipis yang mendukung meninggalkan Uni Eropa. Hasilnya memicu kejutan dan ketidakpastian di pasar, menyebabkan pound terdepresiasi tajam terhadap mata uang lainnya. Pada tahun-tahun berikutnya, proses negosiasi antara Inggris dan UE terus mempengaruhi tren nilai tukar pound. Baru pada akhir tahun 2020 kedua belah pihak mencapai kesepakatan perdagangan, menyebabkan pound pulih terhadap mata uang lainnya.

3. Faktor Psikologis Pasar

Faktor-faktor ini mencakup ekspektasi, keyakinan, sentimen investor, dll., yang mencerminkan penilaian dan sikap pasar terhadap perubahan nilai tukar di masa depan. Secara umum, ketika permintaan investor terhadap mata uang tertentu meningkat atau pasokan menurun, mata uang tersebut akan terapresiasi dibandingkan mata uang lainnya; sebaliknya, mata uang tersebut akan terdepresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

Misalnya: Pada tahun 2018, terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua belah pihak saling mengenakan tarif dan sanksi, sehingga memicu pesimisme pasar terhadap prospek ekonomi global. Dalam kondisi ini, mata uang beberapa negara emerging market berada di bawah tekanan jual, seperti lira Turki, peso Argentina, rand Afrika Selatan, dan lain-lain, yang terdepresiasi secara signifikan dibandingkan mata uang lainnya. Beberapa mata uang safe-haven tradisional, seperti yen Jepang dan franc Swiss, telah terapresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

4. Faktor Analisa Teknikal

Faktor-faktor ini mencakup data historis, grafik tren, indikator teknis, dll., yang mencerminkan aturan pasar dan tren perubahan nilai tukar. Secara umum, analisis teknis dapat membantu investor menemukan tingkat dukungan dan tekanan yang ada di pasar, serta sinyal terobosan dan pembalikan, sehingga dapat merumuskan strategi perdagangan yang sesuai.

Misalnya: Pada awal tahun 2021, indeks dolar AS menunjukkan tanda-tanda rebound setelah jatuh di bawah angka 90, membentuk pola double bottom pada grafik harian. Ini adalah sinyal pembalikan yang umum dalam analisis teknis, yang berarti indeks dolar AS diperkirakan akan mengakhiri tren penurunan sebelumnya dan berbalik naik. Dalam hal ini, beberapa analis teknikal akan memilih untuk membeli indeks dolar AS atau menjual nilai tukar mata uang lain terhadap dolar AS untuk mendapatkan keuntungan.

Di atas adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar mata uang asing. Tentu saja, ada juga faktor khusus atau mendadak lainnya, seperti bencana alam, konflik perang, serangan teroris, peristiwa besar, dan lain-lain, yang akan berdampak jangka pendek dan fluktuasi nilai tukar. Oleh karena itu, ketika berinvestasi dalam valuta asing, investor perlu mempertimbangkan secara komprehensif dampak berbagai faktor dan memilih pasangan mata uang dan strategi perdagangan yang tepat berdasarkan preferensi risiko dan tujuan investasi mereka sendiri.

Masih butuh bantuan? Ngobrol dengan kami

Tim layanan pelanggan memberikan dukungan profesional dalam hingga 11 bahasa sepanjang waktu, komunikasi bebas hambatan, dan solusi tepat waktu dan efisien untuk masalah Anda.

7×24 H