Risiko CFD
Contract for Difference (CFD) adalah jenis derivatif keuangan yang memungkinkan investor berspekulasi mengenai perubahan harga suatu aset tanpa benar-benar memiliki atau menyerahkan aset tersebut. Trader CFD hanya perlu membayar selisih perubahan harga aset, bukan seluruh jumlah aset. CFD dapat mencakup berbagai pasar seperti saham, indeks, valuta asing, komoditas, mata uang kripto, dll.
Perdagangan CFD memiliki daya tarik tertentu karena dapat memberikan leverage yang tinggi, fleksibilitas, dan peluang investasi yang terdiversifikasi. Namun, perdagangan CFD juga memiliki risiko tinggi dan mengharuskan investor memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan manajemen risiko yang memadai. Berikut adalah beberapa risiko utama perdagangan CFD:
Risiko Pasar
Risiko pasar mengacu pada risiko bahwa harga aset akan berubah secara negatif karena pengaruh faktor pasar. Faktor pasar dapat mencakup penawaran dan permintaan, peristiwa politik, data ekonomi, analisis teknis, dll. Karena CFD diperdagangkan dengan leverage, risiko pasar akan semakin besar, menyebabkan investor menghadapi kerugian yang melebihi jumlah pokoknya.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas mengacu pada risiko dimana investor tidak dapat menemukan pembeli dan penjual dengan harga atau kecepatan yang wajar ketika mereka ingin berdagang. Risiko likuiditas dapat meningkat karena volatilitas pasar, volume perdagangan yang rendah, pembatasan waktu perdagangan, dll. Risiko likuiditas dapat mengakibatkan investor tidak dapat menutup posisi atau menghentikan kerugian pada waktu yang tepat, atau menghadapi slippage (selisih antara harga eksekusi dan harga eksekusi). harga yang diharapkan).
Resiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko penyedia CFD atau pihak lawan tidak mampu memenuhi kewajiban kontraktualnya. Karena CFD merupakan kontrak yang tidak terstandarisasi dan tidak terdaftar, CFD tidak dilindungi oleh lembaga kliring pusat atau badan pengatur lainnya. Jika penyedia CFD atau pihak lawan mengalami gagal bayar, bangkrut, atau melakukan penipuan, investor dapat kehilangan nilai kontrak atau depositnya.
Risiko Pengelolaan Uang
Risiko pengelolaan dana mengacu pada risiko dimana investor tidak dapat mengontrol akun perdagangan mereka secara efektif. Karena transaksi CFD memerlukan pembayaran margin dan tingkat pemeliharaan, investor perlu mengawasi saldo akun dan tingkat margin mereka. Jika terjadi perubahan yang merugikan di pasar, investor mungkin perlu melakukan margin call atau mengurangi posisinya, jika tidak, mereka mungkin menghadapi likuidasi atau likuidasi paksa.
Resiko operasional
Risiko operasional mengacu pada risiko kegagalan atau kerugian transaksi karena kesalahan manusia, kegagalan sistem, penundaan jaringan, serangan peretas, dll. Risiko operasional dapat mempengaruhi keputusan perdagangan, eksekusi, dan penyelesaian investor. Investor perlu memilih penyedia CFD yang andal dan aman serta menjaga disiplin dan kebiasaan perdagangan yang baik.
Kesimpulan
Singkatnya, perdagangan CFD adalah metode investasi berisiko tinggi dan imbalan tinggi yang mengharuskan investor untuk sepenuhnya siap dan waspada. Investor harus memilih produk, penyedia, dan platform perdagangan CFD secara wajar berdasarkan toleransi risiko, tujuan investasi, dan strategi perdagangan mereka sendiri, serta mengambil tindakan manajemen risiko yang tepat untuk melindungi dana dan kepentingan mereka.
Masih butuh bantuan? Ngobrol dengan kami
Tim layanan pelanggan memberikan dukungan profesional dalam hingga 11 bahasa sepanjang waktu, komunikasi bebas hambatan, dan solusi tepat waktu dan efisien untuk masalah Anda.

7×24 H