USD/JPY Tidak Dapat Menetapkan Lintasan Yang Jelas, Tetap Dalam Kisaran Mendekati 149,00an
Meskipun USD/JPY memperoleh sedikit kenaikan selama sesi Asia, tidak ada pembelian berikutnya. Kekhawatiran akan intervensi membatasi kenaikan pasangan ini karena lemahnya permintaan USD. Prospek kebijakan yang berbeda antara BoJ dan The Fed tetap menjadi pendorong yang mendukung.

Pada hari Senin selama sesi Asia, pasangan USD/JPY mengalami aksi beli-saat-turun di dekat wilayah 149,35-149,30. Namun, pembelian ini hanya berumur pendek dan pasangan ini terus diperdagangkan di bawah level tertinggi satu setengah minggu yang dicapai pada hari Jumat.
Dolar AS (USD) mengawali minggu ini dengan lesu, tidak mampu memanfaatkan keuntungan yang tercatat dalam dua hari setelah CPI AS . Hal ini dianggap sebagai hambatan bagi pasangan USD/JPY. Sejumlah pejabat Federal Reserve (Fed) mengindikasikan bahwa bank sentral AS mungkin tidak akan melanjutkan kenaikan suku bunga pada bulan November, mengingat kondisi keuangan yang semakin ketat akibat kenaikan imbal hasil obligasi. Akibatnya, kenaikan USD tidak dapat memasang taruhan agresif, dan pasangan USD/JPY mengalami hambatan.
Selain itu, dugaan mengenai potensi intervensi Jepang di pasar valuta asing untuk menghentikan devaluasi Yen Jepang (JPY) yang terus-menerus akan semakin menghambat kemajuan mata uang utama. Namun, sikap Bank of Japan (BoJ) yang lebih dovish dan sentimen bullish seputar ekuitas berjangka AS dianggap melemahkan safe-haven JPY dan memberikan beberapa dukungan pada pasangan USD/JPY . Memang benar, bank sentral Jepang mempertahankan pandangannya bahwa inflasi bersifat sementara dan tidak bermaksud mengurangi stimulus moneternya yang besar.
Sebaliknya, kemungkinan tambahan kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini masih diperhitungkan dalam harga pasar. Sebagai hasil dari rilis laporan CPI AS minggu lalu, yang mengindikasikan bahwa inflasi masih jauh di atas target The Fed sebesar 2% dan memperkuat prospek pengetatan kebijakan lebih lanjut, maka spekulasi tersebut pun terangkat. Hal ini terus mendukung peningkatan imbal hasil obligasi Treasury AS dan menguntungkan para pendukung USD, yang menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY kemungkinan akan menghadapi resistensi minimal pada sisi atas. Akibatnya, penurunan sedikit pun dapat dianggap sebagai peluang pembeli.
Saat ini, pelaku pasar fokus pada agenda perekonomian Amerika Serikat, yang mencakup Indeks Manufaktur Empire State. Sehubungan dengan tolok ukur The Fed dan imbal hasil obligasi AS, hal ini akan berdampak pada dinamika harga USD dan memberikan momentum pada pasangan USD/JPY di awal sesi perdagangan Amerika Utara. Selain itu, pedagang akan memanfaatkan sentimen risiko umum sebagai panduan untuk mengidentifikasi peluang jangka pendek seputar peluang utama.
Bonus rabat untuk membantu investor berkembang di dunia trading!