Korea Selatan pertahankan suku bunga karena tarif Trump meningkatkan risiko ekonomi
Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada hari Kamis, seperti yang diharapkan.
Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada hari Kamis, seperti yang diharapkan, sebuah langkah yang bertujuan untuk memperkuat won yang bergejolak karena Washington berupaya membentuk kembali tatanan perdagangan global dengan mengenakan tarif besar-besaran yang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi.
Komite tujuh anggota Bank Korea mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah setelah bank sentral memangkasnya menjadi 2,75% pada pertemuan kebijakan moneternya, dengan 24 dari 37 ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan suku bunga akan tetap pada 2,75%.
Para analis memperkirakan Bank Korea akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 2,25% pada akhir kuartal ketiga tahun ini karena perubahan kebijakan tarif AS meningkatkan kekhawatiran mengenai resesi global dan mengancam akan mengurangi permintaan ekspor di ekonomi terbesar keempat di Asia.
Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-moo memperingatkan pada hari Selasa bahwa tarif akan menimbulkan risiko penurunan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengatakan pemerintah akan mencoba menunda penerapan tarif timbal balik dalam negosiasi dengan Amerika Serikat.
Amerika Serikat telah mengambil tindakan perdagangan yang luas terhadap sejumlah negara, termasuk Korea Selatan, yang dikenakan tarif timbal balik sebesar 25%, tetapi Presiden AS Donald Trump telah menangguhkan tarif tersebut selama tiga bulan.
Langkah ini telah mengurangi tekanan nilai tukar terhadap won Korea hingga batas tertentu. Pada tanggal 9 April, won jatuh ke level terendah dalam 16 tahun, level yang terakhir terlihat ketika pasar dan pembuat kebijakan bergulat dengan krisis keuangan global.
Meskipun won sempat memangkas kerugian, pasar tidak bereaksi keras terhadap keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Pemerintah Korea Selatan berencana untuk bernegosiasi dengan Washington guna mengurangi tarif dan telah menyusun anggaran belanja tambahan sebesar 12 triliun won ($8,41 miliar) untuk mendukung perekonomian di tengah krisis politik dan lingkungan perdagangan global yang tidak menentu.
Korea Selatan akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada tanggal 3 Juni setelah mantan Presiden Yoon Seok-yeol dimakzulkan karena mengumumkan darurat militer Desember lalu.
"Kami berharap pemerintah akan meloloskan anggaran tambahan sedikitnya 20 triliun won pada akhir tahun, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2-0,4 poin persentase . Namun dampaknya mungkin tidak akan terasa hingga tahun depan," kata Park Jong-hoon, ekonom di Standard Chartered Bank Korea, yang secara akurat meramalkan keputusan Bank Korea pada hari Kamis.
Ia yakin Bank Korea akan memangkas suku bunga pada bulan Mei "dengan mempertimbangkan volatilitas keuangan yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan Trump."
Bonus rabat untuk membantu investor berkembang di dunia trading!