USD/JPY mencoba pemulihan dari 136,60 meskipun suasana risk-on, IHK AS menjadi pusat perhatian
Permintaan USD/JPY telah meningkat mendekati 136,60 karena kontraksi PDB Jepang membebani yen. Investor telah memutuskan untuk menerima perlambatan kenaikan suku bunga Fed karena kekhawatiran resesi. Dalam pertemuan kebijakan moneter terakhir CY2022, Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Pasangan USD/JPY telah mencoba bergerak rebound di sekitar 136,60 di sesi Tokyo. Aset diperdagangkan sideways sebelumnya tetapi sekarang bertujuan untuk memberikan keuntungan meskipun suasana pasar optimis. Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di bawah level resistensi utama 105,00 dan kemungkinan akan tetap bergejolak karena aset safe-haven melemah.
Sementara itu, kontrak berjangka S&P500 menunjukkan kelemahan marjinal di awal Asia, menggambarkan kehati-hatian menjelang pemicu kritis. Namun, sentimen keseluruhan masih bullish dan dapat menjaga permintaan tetap solid pada aset sensitif risiko. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun mempertahankan kenaikannya di atas 3,48%.
Sebagai hasil dari prospek kebijakan yang hawkish, investor lebih suka bersorak untuk mengantisipasi perlambatan dalam laju kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) karena kekhawatiran resesi AS. Tidak diragukan lagi, pedoman puncak suku bunga diperkirakan akan tetap hawkish mengutip perkembangan baru-baru ini dalam penciptaan lapangan kerja dan permintaan yang kuat untuk sektor jasa.
Analis di Danske Bank memprediksi kenaikan suku bunga lebih lanjut sebesar 50 basis poin (bps) dan pernyataan hawkish dari ketua Fed Jerome Powell untuk CY2023. Oleh karena itu, budaya kenaikan tarif 75 bps kemungkinan besar akan berakhir. Selain itu, tingkat netral diperkirakan antara 5,00 dan 5,25%.
Selain itu, data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS akan terus menjadi fokus utama. IHK utama diantisipasi untuk tetap konstan di 7,7%, meskipun IHK inti mungkin naik tipis menjadi 6,4%.
Di sisi Tokyo, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) berturut-turut berdampak pada yen Jepang. Hal ini meningkatkan risiko penurunan inflasi lebih lanjut, karena kontraksi aktivitas ekonomi mengindikasikan penurunan permintaan rumah tangga yang penting untuk mendorong inflasi. Ada kemungkinan kuat bahwa Bank of Japan (BOJ) akan terus mengeluarkan stimulus tambahan untuk memperbaiki prospek ekonomi.
Bonus rabat untuk membantu investor berkembang di dunia trading!