USD/JPY Melonjak Ke 132,50 Karena Data Ketenagakerjaan AS Mendukung Kenaikan Fed Rate Tambahan
USD/JPY telah memperpanjang pemulihannya menjadi 132,50 karena pasar tenaga kerja AS yang kuat telah mendorong Fed untuk menerapkan kenaikan suku bunga tambahan. Meskipun meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan, kontrak berjangka S&P500 telah mempertahankan kenaikan nominal. Mantan anggota BoJ Nakaso berharap kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi diubah atau dihilangkan karena efek samping negatifnya yang meluas.

Pasangan USD/JPY telah memperpanjang pemulihannya setelah koreksi kecil ke 132,50 selama sesi Asia di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut. (Diberi makan). Penerbitan Tingkat Pengangguran terendah di Amerika Serikat telah menghilangkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga.
Meskipun meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan, kontrak berjangka S&P500 mempertahankan kenaikan nominal selama sesi Asia. Pemerintah Taiwan telah melihat 58 pesawat China di sekitar Pulau Taiwan, serta penggalian yang terus berlanjut, yang dapat memengaruhi sentimen pasar. Indeks Dolar AS (DXY) mengantisipasi pemulihan karena pasar tenaga kerja AS yang kuat telah mendorong Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter bulan Mei.
Perekonomian AS telah menambah 236 ribu lapangan kerja baru, yang mendekati 240 ribu yang diantisipasi. Selain itu, tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% dari 3,6% seperti yang diperkirakan. Pasar tenaga kerja AS tetap terbatas meskipun Fed menaikkan suku bunga, dan kenaikan suku bunga di masa depan kemungkinan akan mendukung. Instrumen Fedwatch menunjukkan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin (bps) lebih lanjut mendekati 66%. Selain itu, tidak adanya berita mengenai tambahan krisis perbankan berdampak positif bagi Indeks USD.
Seperti dilansir Nikkei dan disampaikan oleh Reuters, mantan wakil gubernur Bank of Japan (BoJ) Hiroshi Nakaso mengharapkan adanya modifikasi atau diakhirinya kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi BoJ karena meningkatnya efek samping seperti dampak terhadap keuntungan lembaga keuangan. .
Mantan BoJ Nakaso percaya bahwa stimulus moneter besar-besaran yang digunakan oleh mantan BoJ Haruhiko Kuroda selama masa jabatannya untuk membawa inflasi secara konsisten mendekati target yang diinginkan merugikan bank komersial. Oleh karena itu, penghapusan Yield Curve Control (YCC) diperlukan untuk mencegah ketidakstabilan keuangan.
Bonus rabat untuk membantu investor berkembang di dunia trading!